TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)
“ TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM"
A. PENGERTIAN TAUHID
B. MAKNA KALIMAT LAA ILLAAHA ILLA ALLAH DAN KONSEKUENSI NYA DALAM KEHIDUPAN
C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
D. JAMINAN ALLAH BAGI ORANG YANG BERTAUHID MUTLAK
A. PENGERTIAN TAUHID
B. MAKNA KALIMAT LAA ILLAAHA ILLA ALLAH DAN KONSEKUENSI NYA DALAM KEHIDUPAN
C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
D. JAMINAN ALLAH BAGI ORANG YANG BERTAUHID MUTLAK
A. PENGERTIAN TAUHID
Menurut Al-Imam al-Junaid al -Baghdadi juga menerangkan bahwa Tauhid adalah mensucikan Allah yang Maha Qadim (tanpa permulaan) dari menyerupai makhluk-Nya. Dalam sebuah hadist juga, Rasulullah bersabda: “Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Ilâh) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka terpelihara dariku darang-darah mereka dan harta-harta mereka kecuali karena hak” (HR al-Bukhari). Menurut Imam Syafi’i adalah menyakini tentang keEsaan Allah sebagai Sang Pencipta serta menyakini bahwa Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari semua segi apapun baik ruang, waktu, batasan dan arah.
Laa ilaaha illallah memiliki 2 rukun yaitu an nafyu (peniadaan) dan al itsbat (penetapan). An nafyu ditunjukkan pada kalimat ’Laa ilaaha’, yang artinya meniadakan semua peribadahan kepada selain Allah. Sedangkan Al itsbat ditunjukkan pada kalimat Illallah’, yang artinya menetapkan bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu bagiNya. Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an (Al-Baqarah: 256). Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al fauzan.
Maka, makna Laa ilaaha illallah adalah laa ma’buda bi haqqin illallah, yang artinya tidak ada sesembahan yang benar dan berhak diibadahi kecuali Allah semata. Sebagaimana firman Allah,”Yang demikian itu karena Allah adalah sesembahan yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah sesembahan yang Bathil.” (QS. Luqman:30).
Konsukuensinya dalam kehidupan adalah Wajib bagi setiap muslim untuk mengikhlaskan semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati kepada Allah semata serta mengingkari dan meninggalkan semua bentuk peribadahan atau kepercayaan kepada selainNya (Allah SWT yang dimaksud), karena telah mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah.
Siapa yang memalingkan sebagian ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a atau menyembelih atau bernadzar kepada selain Allah, atau meminta pertolongan kepada selain Allah padahal yang mampu memberikan pertolongan itu hanyalah Allah, maka dia telah terjatuh kepada syirik akbar, yaitu dosa yang paling besar yang tidak diampuni Allah kecuali dengan taubat. Baik dia tujukan ibadah tersebut kepada berhala, pohon, nabi, wali yang hidup atau yang sudah mati, sebagaimana yang banyak terjadi di zaman ini. Sesungguhnya Allah tidak ridha dipersekutukan dalam ibadah. Allah ta’ala berfirman, ”Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah saja dan janganlah berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.” (QS.An-Nisaa’:36). (Al Irsyad ’ala shahih al i’tiqad, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal 24-25).
Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih) manusia. Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya, dehumanisasi merupakan tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu memberikan perubahan terhadap masyarakat. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT yang Artinya : “Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah” (QS. Ali’Imran: 110).
Sebagaimana firman-Nya Yang Artinya :
“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan merka berkuasa di muka bumi, sebagaimanan Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah dirikhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka merka itulah orang-orang yang fasik”.(QS. An-Nur:55).
Dalam ayat di atas Allah SWT memberikan beberapa jaminan bagi suatu masyarakat yang mau mengimplementasikan nila-nilai ketauhidan dalam kehidupan, yaitu mendapat kekuasaan di muka bumi, mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama, serta mendapat keamanan dan dijaukan dari rasa takut.
1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk, Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya (QS. Al-An’am: 82).
2. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga. Rasulullah SAW bersabda : ” Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembah) yang berhak disembah selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya dan bersaksi bawha surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakannya”.
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka. Hal ini akan didapatkan oleh sesorang yang bertauhid dengan benar. Sabda Rasullalah SAW: “ Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang menatakan La ilaaha illa-Allah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya. Rasulallah SAW bersabda : “ Allah berfirman : ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, keumdian kamu datang kepada-Ku tanpa menyrkutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka aku akan mendtangimu dengan ampun sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi).
E. KESIMPULAN
Setiap muslim hendak meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan istimewa. Jika tauhid yang murni terealisasikan dalam hidup seseorang, baik pribadi maupun jama’ah, akan memetik buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk lainnya, juga akan membentuk keperibadian yang kokoh.
Karena itu, siapa pun yang mamp u mengamalkan nilai-nilai ketauhidan dengan benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat ketauhidan dengan benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat banyak keistimewaan. Allah SWT menjanjikan bagi para ahli Tauhid aneka kebahagiaan, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak.
NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.
-TERIMA KASIH-
-SEMOGA BERMANFAAT-
-SEMOGA BERMANFAAT-
0 comments:
Post a Comment