SYIRIK DAN BAHAYA-NYA BAGI MANUSIA
SYIRIK DAN BAHAYA NYA BAGI MANUSIA
1. PENGERTIAN SYIRIK
2. BENTUK- BENTUK SYIRIK
3. PENYEBAB TERJADINYA SYIRIK PADA MANUSIA
4. TINDAKAN RASULULLAH DALAM MENANGKAL SYIRIK
I. PENGERTIAN SYIRIK
Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
Syirik termasuk hal yang merusak tauhid seseorang, bahkan syirik besar dapat menyebabkan seseorang keluar dari Islam dan diharamkan masuk syurga dan ditetapkan sebagai penghuni neraka.
Agar kita memiliki pemahaman yang luas mengenai syirik, pada tulisan ini akan dijelaskan jenis-jenis syirik dan bahayanya, sebagaimana dikemukakan oleh para ulama’ ahli tauhid, di antaranya oleh Dr Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan di dalam bukunya Al Madkhalu li Dirasatil ‘Aqidatil Islamiyyah ‘ala Madzhabi Ahlissunnah wal Jama’ah.
II. BENTUK-BENTUK SYIRIK
Syirik, bila ditinjau dari segi pengertiannya, mencakup dua macam:
Pertama, arti umum: yakni menyamakan selain Allah dengan Allah dalam apa-apa yang termasuk (hak-hak) khusus bagi Allah.
Atas dasar makna ini, maka syirik dibagi menjadi tiga jenis:
a. Syirik dalam rububiyah. Maksudnya menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain dalam hal rububiyah yang menjadi kekhususan Allah atau menisbatkan salah satu makna rububiyah kepada sesuatu atau seseorang, seperti menciptakan, memberikan rezeki, menghidupkan, mematikan dan lainnya. Jenis ini biasanya disebut tamtsil (penyerupaan) atau ta’thil (peniadaan).
b. Syirik dalam uluhiyah. Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan Allah SWT. Seperti sholat, puasa, nadzar dan menyembelih kurban untuk selain Allah SWT. Jenis ini secara umum disebut syirik.
c. Syirik dalam al-asma’ was sifat (nama-nama dan sifat-sifat) Allah. Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam nama dan sifat yang menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga disebut tamtsil (penyerupaan). Seperti: menyamakan sifat-sifat dzatiyah Allah (wajah, tangan, mendengar, melihat dan lainnya) serupa dengan sifat makhluk, atau memberikan sifat-sifat yang khusus bagi Allah untuk makhluk, seperti sifat mengetahui yang ghaib, mengetahui segala sesuatu, hadir dan melihat di setiap tempat, dan.
Kedua, arti khusus: Yaitu menjadikan seseorang atau sesuatu selain Allah sebagai tuhan yang berhak diibadahi disamping Allah. Sedang jenis-jenis ibadah diantaranya: doa, takut, tawakkal, isti’anah (permintaan tolong), Isti’adzah (minta perlindungan), nadzar, menyembelih, sujud dan lainnya.
Inilah makna syirik secara langsung dipahami ketika ia disebut dalam Al Qur’an, Sunnah dan ucapan kaum Salaf. Maka siapa saja yang menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai sembahan yang ditaati selain Allah, maka ia disebut musyrik, dalam bahasa wahyu dan atsar.
Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat 18:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ – يونس : 18
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada Kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi Maha suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). (Qs. Yunus: 18) .
Selain itu, orang yang meyakini adanya hak membuat syari’at pada sesuatu atau seseorang selain Allah SWT, juga menjadi musyrik.
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ – المائدة : 49
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (Qs. al-Maidah: 49)
Jadi, Allah SWT menjadikan proses menciptakan dan memerintah sebagai hak-Nya semata. Dialah yang membuat syari’at bagi makhluk-Nya karena Dialah pemilik mereka. Adapun sekutu selain Allah, maka mereka tidak berhak untuk itu. Sebab, makhluk ini bukan ciptaanya, sehingga ia tidak berhak memerintah mereka.
Dengan demikian, kata syirik, jika diucapkan tanpa ikatan konotasi tertentu, ia meliputi pengertian ibadah kepada selain Allah dan meyakini adanya hak membuat syari’at bagi sembahan lain selain Allah.
Selain ditinjau dari segi pengertiannya, syirik juga ditinjau dari segi hukum dan bobot dosanya. Dalam hal ini syirik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Pertama: Syirik Akbar
Syirik akbar (syirik paling besar) yaitu menjadikan sekutu selain Allah SWT yang disembah dan ditaati sama seperti menyembah dan mentaati Allah SWT. Seperti shalat untuk selain Allah, berpuasa untuk selain Allah, menyembelih hewan (kurban) untuk selain Allah, berdoa untuk orang yang sudah mati, berdoa kepada orang yang tidak ada di hadapannya untuk menolongnya dari urusan yang hanya Allah saja yang berkuasa, dan lainnya.
Kedua: Syirik Asghar
Syirik asghar (syirik paling kecil) adalah menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah SWT dalam bentuk perkataan atau perbuatan. Syirik dalam bentuk amalan adalah riya’. Sedangkan dalam bentuk perkataan lisan adalah lafadz-lafadz yang mengandung makna menyamakan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Misalnya, ia mengatakan: “Apa yang dikehendaki Allah dan engkau kehendaki”. Mengenai soal satu ini niscaya jelas maknanya setelah kita membaca hadits berikut.
Dalam Hadits disebutkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَكَلَّمَهُ فِى بَعْضِ الأَمْرِ فَقَالَ الرَّجُلُ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« أَجَعَلْتَنِى وَاللَّهَ عَدْلاً بَلْ مَا شَاءَ اللَّهُ وَحْدَهُ ».. – واه البيهقي
“Dari Ibnu Abbas: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW -membicarakan suatu urusan-, lalu ia berkata kepada beliau “ma sya’aal wa syi’ta (Apa yang dikehendaki Allah dan engkau kehendaki). Rasulullah SAW bersabda: engkau telah menjadikanku dan Allah sebanding, tetapi ucapkan masy’allah (Apa yang dikehendaki Allah) sendiri. (HR al-Baihaqi).
Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ
“Dari Abu Hurairah dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur.”
Dalam riwayat Imam Ahmad:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sungguh perkara yang paling kutakutkan dari kalian adalah syirik kecil, lalu ketika beliau ditanya tentang hal itu, beliau menjawab:” Riya”.”
Ketiga : Syirik Khafi
Syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik yang berada antara syirik akbar dan syirik asghar. Atau dengan kata lain, syirik yang dimungkinkan bisa termasuk syirik akbar atau syirik ashghar. Seperti: Bersumpah dengan selain nama Allah adalah syirik ashghar, tetapi jika yang bersumpahnya itu dengan keyakinan bahwa yang dia pakai untuk sumpah itu menyamai keagungan Allah maka ini termasuk syirik akbar.
Berdasarkan pengertian di atas, pada hakikatnya, syirik, ditinjau dari segi hukum dan bobotnya, dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu: syirik akbar, yakni syirik yang terkait dengan keyakinan hati, dan syirik asghar yakni syirik yang terkait dengan perbuatan, perkataan lisan dan motivasi hati yang tersembunyi.
Nampaknya pembagian syirik menjadi tiga jenis di mana syirik khofi merupakan bagian yang ketiganya, didasarkan pada kenyataan bahwa syirik khofi bisa berubah menjadi syirik akbar atau syirik asghar. Kesubliman dan kesamaran itu menuntut kehati-hatian yang tinggi. Agar jangan sampai syirik akbar dianggap syirik asghar atau sebaliknya.
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Imam Ahmad berikut ini, yang menurut ulama hadits ternama Al-Bani, bernilai hasan li ghairih:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ فَقَالَ لَهُ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ وَكَيْفَ نَتَّقِيهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
“Wahai manusia jagalah dirimu dari syirik, karena ia lebih tersembunyi daripada rayapan semut. Seseorang yang dikehendaki Allah bertanya: bagaimanakah kami menjaganya ya Rasulullah padahal ia lebih tersembunyi dari rayapan semut. Beliau menjawab: ucapkanlah ‘ Ya Allah sesungguhnya kami mohon perlindungan kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui dan mohon ampun kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui‘ (HR. Ahmad).
III. PENYEBAB TERJADINYA SYIRIK PADA MANUSIA
Memahami sebab-sebab terjadinya kesyirikan adalah perkara yang sangat penting, agar kita dapat menjauhkan diri darinya, sebab kesyirikan adalah dosa yang paling besar. Karena Allah telah mengabarkan dalam firman-Nya bahwa orang yang melakukan kesyirikan maka akan diharamkan baginya syurga dan Allah tidak akan mengampuni dosa syirik jika pelakunya tidak bertobat. Sehingga seorang muslim seharusnya berhati-hati dan sangat takut untuk terjerumus kepadanya. Bahkan Rasulullah sendiri selalu memohon perlindungan kepada Allah dari kesyirikan dalam do’a yang beliau panjatkan
“Ya Allah, sesungguhnya aku berselindung kepada-Mu dari perbuatan syirik sedang aku mengetahuinya dan aku memohon ampun kepada-Mu dari yang tidak aku ketahui”. (HR. Ahmad 4/403 dan lihat Shahih Al-Jami’ 3/233).
Pada dasarnya penyebab timbulnya kesyirikan sangat banyak sekali, dan pada pembahasan singkat ini kita berusaha menyebutkan pokok-pokoknya yang kemudian dari pokok inilah menjadi bercabang, diantara pokok-pokok tersebut adalah :
a. Rasa kagum dan mengagumkan
Fithroh manusia itu kagum terhadap kepahlawanan dan kebesaran seseorang dan kagum terhadap sesuatu yang diluar kemampuan orang lain,sebenarnya kagum yang seperti ini tidak di cela dan tidak membahayakan fithroh yang lurus, bahkan kadang- kadang mala di perintahkan, seperti seorang anak kagum terhadap kedua orang tuanya, kagum yang seperti ini, itu di perintahkan. Sebagaimana Firman Allah Ta’alah:
“Dan Robmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah “ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia .Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : Wahai Robku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” ( QS Al Israa’ : 23-24 ).
Demikian juga mengagungkan nabi dan para rosul juga di perintahkan. Firman Allah Ta’ala:
وما أرسلنا من رسول إلا ليطاع بإذن الله ( النساء : 64 )
“Dan kami tidak mengutus seorang rosul, melainkan untuk di ta’ati dengan idzin Allah” ( Qs An Nisa’ : 64 ).
Demikian juga mengagungkan para ulama’ dan orang orang yang sholeh dari umat ini adalah wajib. Sabda Rosul “ Ulama’ adalah pewaris para nabi “ ( HR Bukhori ).
Dalam sabdanya yang lain :
ليس منا من لم يوقر كبيرنا ويعرف لعالمنا فضله ( رواه أحمد )
“Bukan dari glongan kami orang yang tidak menghormati orang yang besar dan mengetahui keutamaan orang alim diantara kami “ ( HR Ahmad ).
Kekaguman terhadap seseorang itu akan menjadi sesat jika sampai pada pengkultusan, jika sampai mengkultuskan berarti ia telah memasuki daerah syirik.Karena pengkultusan itu tidak di perbolehkan kecuali hanya kepada Allah saja. Jika seseorang telah mengkultuskan orang atau sesuatu berarti ia telah melakukan dosa syirik. Hal yang seperti ini pernah dilakukan oleh orang orang zaman dahulu Dalam Firman Allah Ta’ala:
“Nuh berkata : Ya Robku : sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang orang yang harta dan anak anaknya tidak menambahnya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar dan mereka berkata: janganlah sekali kali kamu meninggalkan tuhan tuhan kamu dan janganlah sekali kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwa’, yaghuts ,ya’uq,dan nasr.” ( QS Nuh : 21-23 ).
Ibnu katsir berkata dalam menafsiri ayat ini : Yaghust, ya’uq dan nasr mereka adalah orang orang yang sholeh antara nabi adam dan nuh, dan mereka mempunyai pengikut yang setia, ketika mereka sudah meninggal maka berkatalah para pengikutnya: Seandainya kita menggambar mereka maka kita akan lebih rajin ibadah dan kita selalu ingat mereka, maka mereka menggambarnya, tatkala pengikutnya sudah meninggal dan datanglah generasi selanjutnya, maka iblis datang kepada mereka dan menggoda mereka seraya berkata: Sesungguhnya mereka dulu itu menyembah mereka dan memintak hujan sama mereka, maka mereka menyembahnya.
b. Percaya kepada hal-hal yang tidak dapat di lihat dan tidak percaya kepada hal-hal yang tidak dapat di lihat
Allah memberikan kepada manusia fithroh yaitu dua kecenderungan,yang pertama, condong atau percaya kepada hal hal yang dapat di indra, maksudnya yaitu yang dapat di raba, yang dapat di lihat dengan mata, didengar, dicium dan dapat di pegang.yang kedua, condong atau percaya pada hal hal yang ghoib, maksudnya yaitu hal-hal yang tidak dapat diraba atau di lihat dengan mata. Sebagaimana
telah di jelaskan diatas bahwa hati itu bisa tertimpa penyakit jika tidak di jaga dan tidak tidak di beri gizi yang sholeh, seperti dzikir kepada Allah dan dengan amalan-amalan yang sholeh dan hati akan tertimpa penyakit jika melupakan hal hal yang tidak dapat di indra dan hanya percaya pada hal hal yang dapat di indra saja, jika ini berlanjut lama kelamaan akan mengingkari adanya Allah.sebagaimana perkataan seorang musyrik kepada Allah.
لا تدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهو اللطيف الخبير ( الأنعام : 103 )
“Dia tidak dapat di lihat oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui.” ( Qs Al An’am : 103 ).
Bahkan bani isroil sampai derajat yang sangat buruk ketika mereka berkata kepada Musa
لن نؤمن لك حتى نرى الله جهرة ( البقرة : 55 )
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang.”( QS Al Baqoroh : 55 )
c. Hawa dan syahwat
Penyakit hati yang lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kepada kesyirikan yaitu hawa nafsu dan syahwat. Bahwasanya agama islam di turunkan oleh Allah itu lengkap dengan peraturan-peraturan dan hukum-hukum dan para manusia wajib melaksanakan peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang Allah tetapkan dalam kehidupan mereka. Dan hati yang bersih, fitrah yang lurus akan cenderung menerima apa yang di wajibkan oleh Allah, akan tetapi jika hati itu di kalahkan oleh hawa nafsu dan syahwat maka akan cenderung menolak dan memberontak terhadap hukum-hukum yang di tetapkan oleh Allah.Disebutkan dalam Firman-Nya:
وإذا قيل لهم اتبعوا ما أنزل الله قالوا بل نتبع ما وجدنا عليه آباءنا ( لقمان : 21 )
“Dan apabila di katakan kepada mereka : Ikutilah apa yang di turunkan oleh Allah mereka menjawab : Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati bapak bapak kami mengerjakannya.” ( QS Luqman : 21 ).
Dan Firman Allah yang lain :
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya.” ( QS Maryam : 59 ).
Dan Firman Allah yang lain :
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah sedikitpun.” ( QS Al Qoshosh : 50 ).
Dan orang yang mengikuti dan menuruti hawa nafsu itu lebih mementingkan kehidupan dunia daripada akherat.
d. Sombong untuk beribadah kepada ALLAH
Sombong adalah salah satu diantara macam penyakit hati yang dapat menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Kesombongan itu di mulai dari sombong kepada manusia dan berakhir sombong terhadap beribadah kepada Allah. Rosul bersabda :
“Tidak akan masuk jannah orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat biji atom.” ( HR Muslim ).
Biasanya orang yang sombong itu mereka memiliki harta yang banyak atau mempunyai kekuasaan.Dan orang yang sombong adalah orang paling gila meskipun sebenarnya ia adalah orang yang waras.
Sebagaimana kisah Fir’un yang di sebutkan dalam Al Qur’an :
“Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya seraya berkata : Hai kaumku, bukankah kerajaan mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai sungai ini mengalir di bawahku ; maka apakah kamu tidak melihatnya.” ( QS Az Zukhruf : 51 ).
Dan firman Allah yang lain :
“Pergilah kamu kepada fir’aun, sesungguhnya dia telah melampui batas. Dan katakanlah kepada Fir’aun : Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri dari kesesatan .Dan kamu akan ku pimpin ke jalan Robmu agar supaya kamu takut kepada-Nya.Lalu musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian ia berpaling seraya berusaha menantang Musa. Maka dia mengumpulkan pembesar-pembesarnya lalu berseru memanggil kaumnya. Seraya berkata : Aku tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengadzabnya dengan adzab di akherat dan adzab di dunia.” ( QS An Nazi’aat : 17-25 ).
Dan masih banyak contoh-contoh orang-orang yang sombong pada zaman dahulu, yang di mulai dari kesombongan terhadap manusia dan akhirnya sombong terhadap beribadah kepada Allah.
e. Adanya para thoghut
Sebab-sebab syirik pada sejarah zaman jahilayah adalah adanya para thoghut dari manusia yang menginginkan supaya manusia itu menyembah pada dirinya, dan supaya manusia itu mengikuti kehendaknya dan menolak hukum-hukum Allah. Dan mereka mengangkat diri mereka sebagai robb dan tuhan tuhan selain Allah. Dan para thoghut dalam Al Qur’an di namakan “ Al Mala’ “ mereka adalah orang yang pertama kali mendustakan para rosul.
Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata : Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Rob bagimu selain-Nya, sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah-Nya aku takut kamu akan di timpa adzab hari yang besar ( kiamat ). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata : Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” ( QS Al A’rof : 59-60 ).
Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang di sebutkan dalam Al Qur’an.Demikianlah para thoghut itu selalu mendustakan para rosul dan mereka tidak cukup hanya dengan mendustakan saja, bahkan mereka juga mengintimidasi.
IV. TINDAKAN RASULULLAH DALAM MENANGKAL SYIRIK
Syirik itu menyekutukan Allah. Menyekutukan Allah adalah dosa besar yang paling besar, setiap orang yang meninggal di atas kesyirikan kekal di neraka selama-lamanya. Sementara, Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam sangatlah menyayangi umatnya, sangat ingin agar kita terhindar dari kesyirikan. Karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam berupaya menutup pintu-pintu kesyirikan, dengan cara sebagai berikut :
1. Beliau melarang kita dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah.
2. Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang didatangi berulang-ulang).
3. Larangan bersafar menuju tempat yang dianggap berkah kecuali tiga masjid (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsa).
NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.
-TERIMA KASIH-
-SEMOGA BERMANFAAT-
0 comments:
Post a Comment