MANUSIA DAN PERJALANAN KEHIDUPAN (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)
"MANUSIA DAN KEHIDUPAN"
A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA DARI ALAM RUH HINGGA HARI AKHIRAT,
B. RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA,
C. TUJUAN DAN FUNGSI PENCIPTAAN MANUSIA,
D. HIDUP SUKSES DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN.
A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA DARI ALAM RUH HINGGA HARI AKHIRAT
Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia Inilah tahapan yang telah , sedang, dan akan di lalui oleh setiap manusia .
Perjalanan hidup manusia di mulai dari alam ruh ketika Allah mengumpulkan semua ruh manusia yg akan di turunkan ke bumi (Q.S Al-A’raf : 172). Setelah membuat kesaksian tentang Allah selanjutnya satu satu ruh tesebut di hembuskan Allah ke dalam Rahim ibu sebagaimana di sebutkan dlm (Q.S Sajadah : 9). Kemudian di bentuk-Nya janin dalam rahim dan ditiupkan kedalam dari RuhNya. Manusia memasuki tahap ke 2 , kurang lebih selama 9 bulan janin manusia menetap di rahim untuk kemudian setelah tiba waktunya lahir kedunia menjadi seorang bayi. Kehidupan dunia adalah kehidupan yg pertama bagi manusia Allah SWT menjadikan 2x kehidupan & 2x kematian bagi manusia.Ad Dhohak menyebutkan perkataan Ibnu ‘Abbas mengenai surat Al Mu’min ayat 11, Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Dulu kalian berasal dari tanah sebelum diciptakan. Inilah kematian pertama. Lalu kalian dihidupkan dan diciptakan. Inilah kehidupan pertama. Kemudian kalian dimatikan kembali dan masuk ke alam kubur. Inilah kematian kedua. Kemudian nanti kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat. Inilah kehidupan kedua. Itulah dua kematian dan dua kehidupan.” Hal ini sama maknanya dengan surat Al Baqarah ayat 28.
Sebagaimana telah di sebutkan dalam (Q.S Al Mukmin ayat 11). Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah hubungannya dengan kehidupan dunia. Hanya amal baik dan buruklah yang abadi menemani sampai ke alam kubur . Alam ini adalah masa penantian yang penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh kebahagiaan bagi orang beriman dan alam kubur akan berakhir pada hari kiamat kelak. Amal baik yang membawa Kebahagiaan & ketentraman misal nya : 1. Shalat, 2. Zakat, 3. Sedekah, 4.Dzikir. Sedangkan, Amal buruk yang akan membawa kesengsaraan misalnya : 1. Berbuat dosa dgn mendurhakai Allah, 2. Melakukan yang di larang oleh Allah & di murkaiNya, 3. Meninggalkan amal perbuatan yg di perintahkan.
Pada hari (Yaumul Ba’ats) yakni hari dibangkitkannya seluruh umat manusia didunia ini dari alam kubur. Kemudian pada Yaumul Mahsyar, yaitu dimana seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya. Setelah itu manusia akan menjalani proses Yaumul Hisab yaitu merupakan hari dilakukannya perhitungan amal perbuatan manusia selama mereka hidup di dunia. Setelah melewati Yaumul Hisab, seluruh manusia menjalani proses penimbangan atau disebut Yaumul Mizan yaitu merupakan hari penimbangan amal perbuatan manusia. Setelah menjalani proses penimbangan, kemudian akan melewati jembatan shirattal mustaqim. Ada kala nya manusia gagal melewati jembatan tersebut dan ada pula yang berhasil melewatinya. Kemudian, bagi manusia yang sudah melakukan amal soleh, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT selama masih didunia akan mendapatkan Syafaat yakni pertolongan berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi saat di alam akhirat. Dan yang terakhir, seluruh manusia akan memasuki hari pembalasan yang disebut
Yaumul Jaza Merupakan tempat terakhir bagi umat manusia. Surga diperuntukkan bagi manusia yang beramal baik, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT sedangkan neraka diperuntukkan bagi manusia yang beramal buruk, berbuat maksiat dan kafir kepada Allah SWT.
Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position) diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisimerupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid). Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi Hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah ayat 200), bahwa ada di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ; 200 sebagai berikut : Potongan ayat ini menjelaskan bahwa ada sebagian di antara manusia yang berdo’a kepada Allah “ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia”. Maksudnya seseorang yang memohon kepada Allah apa yang diharapkan didunia ini untuk menyenangkan hatinya, namun di sisi lain si pemohon (orang yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di dunia yang khasanah, dan juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut akhirat. Oleh karena itu, Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka, tetapi tidak ada baginya sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat, karena dia tidak mengharapkannya apalagi berusaha meraihnya. Bertolak pada orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang dimiliki orang tersebut hanyalah Obsesi mengejar kenikmatan dunia. Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup diduniawi merasa senang atas apa yang diperoleh dari kesenangan duniawi merasa beratuntuk berjuang dijalan Allah dan memandang kehidupan didunia sebagai satu-satunya kehidupan dan dunia segala-galanya.
2. Orientasi Hidup yang Benar, Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan, justrusebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 256 yang artinya :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barang siapa yang ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi kesulitan, urusannya dijadikan mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya, disediakan surga yang luas seluas langit dan bumi, Allah senantiasa bersama orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari langit dan dari bumi,hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan celaka dan tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan memberinya pahala yang besar di akhirat.
Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut :
1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi, Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang antara aspek spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam langkah untuk memahami titah(perintah) Allah SWT dimuka bumi secara praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a yang setiap saat selalu dibaca, dalam QS.Al-Baqarah : 201. Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah kami dari siksa neraka”. Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna hidup, dan memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa.
2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara. Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca inderanya. Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui : a. Panca Indera, seperti : sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan. b. Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara mengubur mayat saudaranya (Habil) melalui perantara burung menggali tanah. c. Pengamatan Eksperimental, seperti Allah mengajarkan kebangkitan melalui suatu desa atau wilayah yang dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi atap rumahnya, sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali. d. Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s bagaimana menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali. e. Akal, kalbu atau fuad, seperti (QS. Al-Baqarah : 164) tentang penciptaan langit dan bumi, yang didalamnya terdapat bergantinya malam dan siang, lautan yang dapat digunakan untuk berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya, Allah menurunkan air dari langit untuk menghidupkan manusia, hewan dan tanaman agar tidak mati, dan lain sebagainya. Disisi lain, apabila diperhatikan dampak negatifnya memisahkan antara iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan emosional terhadapa pribadi seseorang,maka akan melahirkan pribadi-pribadi: a. Seseorang yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah iman dan kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan membuat hidupnya dalam keadaan frustasi. b. Seseorang yang memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan ilmunya tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu berbuat sesuatu. c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat, namun tidak didasari dengan iman dan ilmu.
Dari serangkaian penjelasan tentang “Manusia dan Kehidupan”ini dapat disimpulkan bahwa Allah menjadikan manusia dari beberapa unsur penting seperti air dan tanah, yang diberi bentuk. Dan terdapat beberapa potensiyang dimiliki manusia dan kelebihannya atas makhluk lain diantaranya ialah, instink atau naluri, indera dan perasaan, akal, agama, ilmu, bakat dankecerdasan, nafsu dan berbagai dorongan, dan karakter. Adapun Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia melainkan untuk menyembah Allah/beribadah sesuai jalan Allah, dan fungsinya ialah sebagai khalifatullah. Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang publik ( public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid). Maka jalan kehidupan didunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia yaitu jalan yang benar atau jalan yang salah.
NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.
-TERIMA KASIH-
-SEMOGA BERMANFAAT-
0 comments:
Post a Comment