-->

Welcome Reader!

Available Figures Education Homework Travelling Culinary History

View Science Hire Me!

About Me

Education
History
Travelling
Who am i

Copy-In Aja.

Education, Travelling, Culinary, and History Blogger

Di blogger kami telah tersedia materi tentang perkuliahan dan sekolah serta dilengkapi informasi tentang wisata, kuliner. dan sejarah yang ada di setiap daerah di Indonesia

Untuk lebih lengkapnya silahkan eksplore yang tersedia pada Blogger kami.

Available

Education

Semakin Banyak Wawasan Yang Kita Miliki, Semakin Berwibawa

History

Ingat JAS MERAH (Jangan Pernah Melupakan Sejarah)

Travelling

Explore Negerimu, Jangan Hanya Dirumah Saja

Culinary

Cintailah Masakan dan Produk Negeri Tercinta

Our Blog

Showing posts with label Pendidikan Agama. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan Agama. Show all posts

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE (JALAN KEHIDUPAN)


“ISLAM SEBAGAI WAYS OF LIFE"
 1. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI ISLAM
 2. SUMBER AJARAN ISLAM 
3. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM
4. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


I. PENGERTIAN ISLAM, TUJUAN, FUNGSI ISLAM 
Istilah Islam berasal dari bahasa arab أَسْلَنَ – يُسْلِنُ – إِسْلََهًا yang berarti islam, damai, selamat, berserah diri. Selain itu sebagian ahli bahasa juga berpendapat bahwa Islam berasal dari kata استسلن – يستسلن – إستسلَم yang berarti tunduk, penyerahan diri secara total. 1. Dalam Al-Quran kata Islam tersebar dibeberapa ayat dan suroh yang masing-masing memiliki makna yang berdekatan, diantaranya :

1. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai.
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).

2. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total kepadaAllah. 
”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 ).

4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci.
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu 'ara:89 ).

5. Islam berasal dari kata "salamun dan "as-silmu " yang artinya damai dan selamat.
“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).

Selain ayat-ayat di atas, terdapat berbagai ayat Al-Quran yang menggunakan istilah Islam dalam konsep totalitas sebuah agama yang sempurna (QS.2: Al-Baqoroh: 208) dan mengandung kebenaran mutlak (QS.3: Ali Imron: 19) tanpa ada peluang keselamatan akhirat bagi siapa saja yang memilih pedoman beragama selain Islam (QS.3: Ali Imron: 85).

II. TUJUAN DAN FUNGSI ISLAM 
Tujuan dan fungsi utama diturunkannya agama islam adalah untuk menjadi rahmat, petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat sebagaimana Allah berfirman (QS. Al-Anbiya‟ : 107) yang artinya “Tidaklah kami mengutus mu (Muhammad saw) kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”.

Islam beserta seluruh ajaran yang dibawanya memiliki tujuan dan fungsi pemeliharaan terhadap 5 (lima) hal/pokok (kemashlahatan), yaitu:

1. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din), Sebelum kedatangan Islam, secara alamiah manusia menciptakan dan membudayakan berbagai jenis keyakinan terhadap tuhan atau kekuatan supranatural yang pada titik tertentu menciptakan ajaran animisme, dinamisme, politeisme (penyembahan pada banyak tuhan/dewa), henoteisme, sampai dengan turunnya para Nabi dan Rosul yang membawa ajaran monotheisme (Satu tuhan) berdasarkan wahyu dari Allah swt untuk menyelamatkan manusia dari kesalahan dalam beraqidah, dan penyembahan (peribadatan) pada tuhan. dan Islam datang menyelamatkan dan menjaga manusia dari kesalahan dalam beragama sekaligus menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Allah SWT berfirman didalam (QS Al-Baqarah [2]: 256).

2. Memelihara jiwa (Hifzh al-nafsi), Allah SWT berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih ( QS Al-Baqarah [2]: 178)”. Ayat ini cukup menjadi dalil yang tegas dan jelas bahwa Islam adalah agama yang menghargai hidup dan kehidupan manusia sehingga Islam menutup rapat-rapat kemungkinan tumbuh suburnya prilaku pembunuhan brutal tanpa alasan yang dapat dibenarkan syariat.

3. Memelihara akal (Hifzh al-aqli), Allah SWT berfirman yang artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,”(QS Al-Baqarah [2]: 219). dalil di atas menunjukkan betapa Islam sangat menghargai akal sebagai karunia terbesar dari sang pencipta sekaligus faktor yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

4. Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli), Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah memiliki naluri berkembang biak dan ketertarikan dengan lewan jenis. Islam datang dengan tuntunan berkembang biak dan menuniakan hasrat seksual dari Allah yang diatur dalam syariat pernikahan serta larangan berzina, Allah SWT berfirman didalam (QS Al-Baqarah [2]: 221).

5. Memelihara harta benda (Hifzh al-mal), Allah SWT berfirman yang artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Maidah [5]: 38). Ayat di atas menunjukan perlindungan Islam terhadap kepemilikan harta manusia dengan memberikan ancaman hukuman yang sangat berat berupa hokum potong tangn bagi para pelaku pencurian, koruptor, begal dan pelaku kejahatan sejenis. Tidak hanya memberikan ancaman dan hukuman bagi pencuri, Islam pun memberikan larangan keras bagi tindakan manipulatif yang dapat merugikan harta orang lain tanpa membedakan bentuk fisik, ras, golongan, bahkan agama sekalipun.

III. SUMBER AJARAN ISLAM 
       Al-Qur’an dan as-Sunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam, yang mana keduanya merupakan wahyu Allah SWT. Sehingga di antara keduanya sama sekali tidak terdapat pertentangan di dalamnya. Setiap orang Islam harus mencintai dan berpegang teguh pada keduanya, dengan demikian dia akan selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Seperti sabda Rasul SAW. sebagai berikut: “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian, jika kalian berpegang pada keduanya, niscaya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Rasul-Nya.

IV. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM 
Islam sebagai agama dan objek kajian akademik memiliki cakupan dan ruang lingkup yang luas. Secara garis besar, Islam memiliki sejumlah ruang lingkup yang saling terkait, yaitu lingkup keyakinan (aqidah), lingkup norma (syariat), muamalat, dan perilaku (akhlak/ behavior). Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang agama/ keberagamaan dalam satu kalimat yang singkat, namun padat dan syarat makna, yaituلمعاملة الدين adDin al-Mua’malah atau agama adalah interaksi.

Pembahasan berikut ini memberikan elaborasi seputar tiga ruang lingkup pembahasan tentang Islam:

1. Aqidah (Iman), Iman yang disebut dalam hadits Nabi SAW. kemudian oleh para ulama dinamakan aqidah. Secara bahasa, kata aqidah mengandung beberapa arti, diantaranya adalah: ikatan, janji. Sedangkan secara terminologi, aqidah adalah kepercayaan yang dianut oleh orang-orang yang beragama atau tali yang mengokohkan hubungan manusia dengan Tuhan.

2. Syari’at (Islam), yang dimaksud dengan istilah Islam dalam hadits Nabi SAW. di atas adalah syari’ah. Istilah syari’ah menurut bahasa berarti jalan, yakni jalan besar di sebuah kota. Syari’ah juga berarti apa yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya meliputi aqidah dan hukum-hukum Islam. Syari’ah juga mempunyai arti sumber mata air yang dimaksudkan untuk minum. Makna ini yang dipergunakan Bangsa Arab saat mengatakan: (syara’a al-ibl) yang berarti unta itu minum dari mata air yang mengalir tidak terputus. Syari’ah dalam arti luas adalah din, agama yang diturunkan Allah kepada para Nabi (Q.S. al-Syura [42]:13). Keseluruhan ajaran Islam yang terdapat di dalam al-Qur‟an dan yang dicontohkan dalam sunnah Nabi semuanya disebut syari‟ah, mencakup aqidah dan akhlak. Dengan demikian, kedua aspek tersebut, yakni aqidah dan syari‟ah (dalam arti hukum), tidak dapat dipisahkan sama sekali, baik dalam bentuk pengamalan, maupun dalam bentuk pemikiran yang berkembang mengenai dua aspek tersebut.

3. Akhlak (Ihsan), Ihsan dalam arti khusus sering disamakan dengan akhlak, yaitu tingkah laku dan budi pekerti yang baik menurut Islam. Akhlak berasal dari kata khalaqa (menjadikan, membuat). Dari kata dasar itu dijumpai kata khuluqun (bentuk jamak), yang artinya perangai, tabiat, adat atau sistem perilaku yang dibuat. Dengan demikian, ihsan menurut Rasulullah SAW. adalah beribadah kepada Allah. Ibadah ini tidak formalitas, tetapi terpadu dengan perasaan bahwa dirinya sedang berhadapan langsung dengan Allah. Sementara itu, ihsan menurut bahasa berarti kebaikan yang memiliki dua sasaran. Pertama , ia memberikan berbagai kenikmatan atau manfaat kepada orang lain. Kedua, ia memperbaiki tingkah laku berdasarkan apa yang diketahuinya yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri.

V. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM 
Karakteristik ajaran Islam yang dimaksud dalam bagian ini adalah sifat yang melekat pada agama Islam dalam segala dimensinya; baik dimensi Aqidah (doktrin), Ibadah (ritual), maupun akhlak (nilai universal), yang meliputi delapan hal berikut :

1. Rabbaniyah (bersumber langsung dari allah) 

2. Syamil mutakamil (integral menyeluruh dan sempurna) 

3. Al-basathah (elastis, fleksibel, mudah) 

4. Al-’adalah (keadilan) 

5. Wasatahan ( seimbang-moderat) 

6. Perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibilitas 

7. Graduasi (beransur-ansur/bertahap) 

8. Argumentatif filosofis




NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.

-TERIMA KASIH-

-SEMOGA BERMANFAAT-


MANUSIA DAN PERJALANAN KEHIDUPAN (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)



"MANUSIA DAN KEHIDUPAN" 
A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA DARI ALAM RUH HINGGA HARI AKHIRAT, 
B. RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA, 
C. TUJUAN DAN FUNGSI PENCIPTAAN MANUSIA,
 D. HIDUP SUKSES DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN.



A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA DARI ALAM RUH HINGGA HARI AKHIRAT 

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia  Inilah tahapan yang telah , sedang, dan akan di lalui oleh setiap manusia . 

Perjalanan hidup manusia di mulai dari alam ruh ketika Allah mengumpulkan semua ruh manusia yg akan di turunkan ke bumi (Q.S Al-A’raf : 172). Setelah membuat kesaksian tentang Allah selanjutnya satu satu ruh tesebut di hembuskan Allah ke dalam Rahim ibu sebagaimana di sebutkan dlm (Q.S Sajadah : 9). Kemudian di bentuk-Nya janin dalam rahim dan ditiupkan kedalam dari RuhNya. Manusia memasuki tahap ke 2 , kurang lebih selama 9 bulan janin manusia menetap di rahim untuk kemudian setelah tiba waktunya lahir kedunia menjadi seorang bayi. Kehidupan dunia adalah kehidupan yg pertama bagi manusia Allah SWT menjadikan 2x kehidupan & 2x kematian bagi manusia.Ad Dhohak menyebutkan perkataan Ibnu ‘Abbas mengenai surat Al Mu’min ayat 11, Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Dulu kalian berasal dari tanah sebelum diciptakan. Inilah kematian pertama. Lalu kalian dihidupkan dan diciptakan. Inilah kehidupan pertama. Kemudian kalian dimatikan kembali dan masuk ke alam kubur. Inilah kematian kedua. Kemudian nanti kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat. Inilah kehidupan kedua. Itulah dua kematian dan dua kehidupan.” Hal ini sama maknanya dengan surat Al Baqarah ayat 28.

Sebagaimana telah di sebutkan dalam (Q.S Al Mukmin ayat 11). Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah hubungannya dengan kehidupan dunia. Hanya amal baik dan buruklah yang abadi menemani sampai ke alam kubur . Alam ini adalah masa penantian yang penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh kebahagiaan bagi orang beriman dan alam kubur akan berakhir pada hari kiamat kelak. Amal baik yang membawa Kebahagiaan & ketentraman misal nya : 1. Shalat, 2. Zakat, 3. Sedekah, 4.Dzikir. Sedangkan, Amal buruk yang akan membawa kesengsaraan misalnya : 1. Berbuat dosa dgn mendurhakai Allah, 2. Melakukan yang di larang oleh Allah & di murkaiNya, 3. Meninggalkan amal perbuatan yg di perintahkan. 
Pada hari (Yaumul Ba’ats) yakni hari dibangkitkannya seluruh umat manusia didunia ini dari alam kubur. Kemudian pada Yaumul Mahsyar, yaitu dimana seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya. Setelah itu manusia akan menjalani proses Yaumul Hisab yaitu merupakan hari dilakukannya perhitungan amal perbuatan manusia selama mereka hidup di dunia. Setelah melewati Yaumul Hisab, seluruh manusia menjalani proses penimbangan atau disebut Yaumul Mizan yaitu merupakan hari penimbangan amal perbuatan manusia. Setelah menjalani proses penimbangan, kemudian akan melewati jembatan shirattal mustaqim. Ada kala nya manusia gagal melewati jembatan tersebut dan ada pula yang berhasil melewatinya. Kemudian, bagi manusia yang sudah melakukan amal soleh, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT selama masih didunia akan mendapatkan Syafaat yakni pertolongan berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi saat di alam akhirat. Dan yang terakhir, seluruh manusia akan memasuki hari pembalasan yang disebut 
Yaumul Jaza Merupakan tempat terakhir bagi umat manusia. Surga diperuntukkan bagi manusia yang beramal baik, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT sedangkan neraka diperuntukkan bagi manusia yang beramal buruk, berbuat maksiat dan kafir kepada Allah SWT. 

B. RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA 

Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position) diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisimerupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid). Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi hidup, yaitu: 

1. Orientasi Hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah ayat 200), bahwa ada di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ; 200 sebagai berikut : Potongan ayat ini menjelaskan bahwa ada sebagian di antara manusia yang berdo’a kepada Allah “ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia”. Maksudnya seseorang yang memohon kepada Allah apa yang diharapkan didunia ini untuk menyenangkan hatinya, namun di sisi lain si pemohon (orang yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di dunia yang khasanah, dan juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut akhirat. Oleh karena itu, Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka, tetapi tidak ada baginya sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat, karena dia tidak mengharapkannya apalagi berusaha meraihnya. Bertolak pada orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang dimiliki orang tersebut hanyalah Obsesi mengejar kenikmatan dunia. Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup diduniawi merasa senang atas apa yang diperoleh dari kesenangan duniawi merasa beratuntuk berjuang dijalan Allah dan memandang kehidupan didunia sebagai satu-satunya kehidupan dan dunia segala-galanya. 

2. Orientasi Hidup yang Benar, Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan, justrusebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 256 yang artinya :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barang siapa yang ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. 
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi kesulitan, urusannya dijadikan mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya, disediakan surga yang luas seluas langit dan bumi, Allah senantiasa bersama orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari langit dan dari bumi,hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan celaka dan tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan memberinya pahala yang besar di akhirat. 

C. HIDUP SUKSES DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN 

Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut : 

1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi, Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang antara aspek spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam langkah untuk memahami titah(perintah) Allah SWT dimuka bumi secara praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a yang setiap saat selalu dibaca, dalam QS.Al-Baqarah : 201. Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah kami dari siksa neraka”. Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna hidup, dan memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa. 

2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara. Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca inderanya. Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui : a. Panca Indera, seperti : sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan. b. Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara mengubur mayat saudaranya (Habil) melalui perantara burung menggali tanah. c. Pengamatan Eksperimental, seperti Allah mengajarkan kebangkitan melalui suatu desa atau wilayah yang dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi atap rumahnya, sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali. d. Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s bagaimana menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali. e. Akal, kalbu atau fuad, seperti (QS. Al-Baqarah : 164) tentang penciptaan langit dan bumi, yang didalamnya terdapat bergantinya malam dan siang, lautan yang dapat digunakan untuk berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya, Allah menurunkan air dari langit untuk menghidupkan manusia, hewan dan tanaman agar tidak mati, dan lain sebagainya. Disisi lain, apabila diperhatikan dampak negatifnya memisahkan antara iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan emosional terhadapa pribadi seseorang,maka akan melahirkan pribadi-pribadi: a. Seseorang yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah iman dan kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan membuat hidupnya dalam keadaan frustasi. b. Seseorang yang memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan ilmunya tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu berbuat sesuatu. c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat, namun tidak didasari dengan iman dan ilmu. 

Kesimpulan : 

Dari serangkaian penjelasan tentang “Manusia dan Kehidupan”ini dapat disimpulkan bahwa Allah menjadikan manusia dari beberapa unsur penting seperti air dan tanah, yang diberi bentuk. Dan terdapat beberapa potensiyang dimiliki manusia dan kelebihannya atas makhluk lain diantaranya ialah, instink atau naluri, indera dan perasaan, akal, agama, ilmu, bakat dankecerdasan, nafsu dan berbagai dorongan, dan karakter. Adapun Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia melainkan untuk menyembah Allah/beribadah sesuai jalan Allah, dan fungsinya ialah sebagai khalifatullah. Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang publik ( public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid). Maka jalan kehidupan didunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia yaitu jalan yang benar atau jalan yang salah.




NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.


-TERIMA KASIH-
-SEMOGA BERMANFAAT-

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)



IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN" 
A. HAKEKAT IMAN, 
B. HUBUNGAN IMAN, ILMU, DAN AMAL, 
C. KARAKTERISTIK DAN SIFAT ORANG BERIMAN,
 D. HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK DAN MENIADAKAN IMAN.



A. HAKIKAT IMAN
Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri keraguan sedikitpun. Sedangkan keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir dan berIman kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Kedudukan Iman lebih tinggi dari pada Islam, Iman memiliki cakupan yang lebih umum dari pada cakupan Islam, karena iman mencakup Islam, maka seorang hamba tidaklah mencapai keImanan kecuali jika seorang hamba telah mampu mewujudkan keislamannya. Iman juga lebih khusus dipandang dari segi pelakunya, karena pelaku keimanan adalah kelompok dari pelaku keIslaman dan tidak semua pelaku keIslaman menjadi pelaku keImanan, jelaslah setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin. Keimanan tidak terpisah dari amal, karena amal merupakan buah keImanan dan salah satu indikasi yang terlihat oleh manusia. Oleh karena itu Alloh menyebut Iman dan amal soleh secara beriringan dalam Qur’an surat Al Anfal ayat 2-4.

B. HUBUNGAN IMAN, ILMU DAN AMAL
Dalam Islam, antara Iman, Ilmu dan Amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam agama Islam sebagai ajaran (paradigma) Islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Sedangkan Iman, Ilmu dan Amal barada didalam ruang lingkup (Akidah, Syari’ah, Akhlak). Iman berorientasi terhadap “Rukun Iman yang enam”, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada “Rukun Islam yang lima” yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalannya yang menghasilkan “Ihsan” - kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia dan alam lingkungannya semata-mata ikhlas karena allah subhanahu wa ta’ala.

1b. Hubungan Iman dan Ilmu

Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat egoisme pribadi (kelompok/ bangsa), sombong dan semena-mena yang berakhir menjadi berakibat rusaknya tatanan hidup sosial kemasyarakatan dan meruntuhkan peradaban yang telah susah payah dibangun.

2b. Hubungan Iman dan Amal Sholeh
Terdapat dalam Al-Qur’an (QS. At-Tin 95:4-6) yang artinya : (4) Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; (5) kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. (6) kecuali orang-orang yang BERIMAN dan BERAMAL SHOLEH (mengerjakan kebajikan) , maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.

Tentang hubungan antara Iman dan Amal, diterankan sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya: “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. [HR Ath-Thabrani]. Kemudian dijelaskannya pula bahwa: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”, [HR Ibnu Majah dari Anas, dan HR Al Baihaqi].

3b. Hubungan Amal dan Ilmu

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu sebagai pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal yang lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya, sebagai mana sebuah hadits Rasul saw yang artinya:

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan Dunia, maka wajib baginya memiliki Ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib memiliki Ilmu. Dan barangsiapa menghendaki keduanya, maka wajib baginya memiliki Ilmu”. [HR Turmudzi].
Ilmu pengetahuan tentang Allāh Subhanāhu wa Ta’āla adalah penyambung antara keimanan dengan amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah pengaliran iman yang diajarkan oleh Rasulullah saw, bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq bil-qalbi (dari hati) yang di ikrarkan bil-lisan (dengan ucapan) dan di amalkan bil-arkan (berdasar rukun, prinsip dan dasar keislaman). Dengan itu di simpulkan bahwa kita jangan memisahkan ketiga komponen tersebut yang menjadi sebuah kesatuan yang telah kita perhatikan tadi (iman, ilmu dan amal). Pemisahan setiap ketiga komponen tersebut menjadikan Islam itu janggal.

C. KARAKTERISTIK DAN SIFAT ORANG BERIMAN

Keimanan seseorang tentunya akan dilihat dari sudut atau sikap tertentu dan pastinya sikap tersebut sudah dijelaskan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam ayat-ayatnya di Al-Quran.

Berikut ini 10 ciri-ciri orang yang beriman :


1. Ada rasa takut dalam hatinya, Seperti yang dijelaksan dalam Q.S Al-Anfal : 2 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah Subhanahu Wata’ala gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka , dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.

2. Memiliki tambahan iman ketika mendengar lantunan ayat Al-Quran, Masih dengan firman Allah Q.S Al-Anfal : 2 yang berisi bahwasannya hati mereka akan bergetar apabila dibacakan ayat Al-Quran. Hal ini membuktikan bahwa Al-Quran telah dibaca baik dan paham maksudnya serta berusaha mengamalkannya baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain.

3. Bertawakkal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

4. Senantiasa mendirikan sholat.

5. Suka Berinfak, Sifat ini masih berkaitan dengan Q.S Al-Anfal : 3 yang menjelaskan bahwa orang yang menginfakan sebagian rezeki di jalan Allah merupakan orang yang beriman.

6. Takut Berbuat Maksiat, Hal ini juga dijelaskan di Q.S Al-An’am:15.

7. Rindu dan Mengikuti Apa Yang Dilakukan oleh Rasulullah. Firman Allah dalam Q.S Al-Ahzab : 21 “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

8. Berfastabiqul Khoirot, dalam Q.S Al-Baqarah : 148 : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah Subhanahu Wata’ala akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

9. Melakukan segala sesuatu ikhlas karena Allah, Orang yang beriman pasti menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukannya semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah. Sesuai dengan firman Allah yang dijelaskan dalam Q.S Al-Bayinah : 5.

10. Rindu dengan rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala, Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Araf : 156 bahwasanya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang bertakwa.

D. HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK DAN MENIADAKAN IMAN

“Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah dia berkata: Telah menceritakan kepadaku sulaiman bin Bilal dari Tsauri bin Zaid al-Madani dari Abi al-Ghois dari Abu Hurairah RA. Dari Nabi SAW, beliau bersabda Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kesyirikan kepada Allah (QS. An- Nisa 48), Sihir (QS Al-Baqarah :102), membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq (QS An-Nisa :93), memakan harta anak yatim 9 (QS An-Nisa: 10), memakan riba (QS Al-Imran : 130), Lari dari medan pertempuran (perang jihad) terdapat di dalam surat (QS Al- Anfal : 16), dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina (QS An-Nur : 4).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).




NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.


-TERIMA KASIH-
  -SEMOGA BERMANFAAT-




TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)



“ TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM"
 A. PENGERTIAN TAUHID
 B. MAKNA KALIMAT LAA ILLAAHA ILLA ALLAH DAN KONSEKUENSI NYA DALAM KEHIDUPAN
 C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
D. JAMINAN ALLAH BAGI ORANG YANG BERTAUHID MUTLAK


A. PENGERTIAN TAUHID 

           Menurut Al-Imam al-Junaid al -Baghdadi juga menerangkan bahwa Tauhid adalah mensucikan Allah yang Maha Qadim (tanpa permulaan) dari menyerupai makhluk-Nya. Dalam sebuah hadist juga, Rasulullah bersabda: “Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Ilâh) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka terpelihara dariku darang-darah mereka dan harta-harta mereka kecuali karena hak” (HR al-Bukhari). Menurut Imam Syafi’i adalah menyakini tentang keEsaan Allah sebagai Sang Pencipta serta menyakini bahwa Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari semua segi apapun baik ruang, waktu, batasan dan arah. 

B. MAKNA KALIMAT LAA ILLAAHA ILLA ALLAH DAN KONSEKUENSI NYA DALAM KEHIDUPAN 

Laa ilaaha illallah memiliki 2 rukun yaitu an nafyu (peniadaan) dan al itsbat (penetapan). An nafyu ditunjukkan pada kalimat ’Laa ilaaha’, yang artinya meniadakan semua peribadahan kepada selain Allah. Sedangkan Al itsbat ditunjukkan pada kalimat Illallah’, yang artinya menetapkan bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu bagiNya. Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an (Al-Baqarah: 256). Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al fauzan. 

Maka, makna Laa ilaaha illallah adalah laa ma’buda bi haqqin illallah, yang artinya tidak ada sesembahan yang benar dan berhak diibadahi kecuali Allah semata. Sebagaimana firman Allah,”Yang demikian itu karena Allah adalah sesembahan yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah sesembahan yang Bathil.” (QS. Luqman:30). 

Konsukuensinya dalam kehidupan adalah Wajib bagi setiap muslim untuk mengikhlaskan semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati kepada Allah semata serta mengingkari dan meninggalkan semua bentuk peribadahan atau kepercayaan kepada selainNya (Allah SWT yang dimaksud), karena telah mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah. 

Siapa yang memalingkan sebagian ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a atau menyembelih atau bernadzar kepada selain Allah, atau meminta pertolongan kepada selain Allah padahal yang mampu memberikan pertolongan itu hanyalah Allah, maka dia telah terjatuh kepada syirik akbar, yaitu dosa yang paling besar yang tidak diampuni Allah kecuali dengan taubat. Baik dia tujukan ibadah tersebut kepada berhala, pohon, nabi, wali yang hidup atau yang sudah mati, sebagaimana yang banyak terjadi di zaman ini. Sesungguhnya Allah tidak ridha dipersekutukan dalam ibadah. Allah ta’ala berfirman, ”Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah saja dan janganlah berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.” (QS.An-Nisaa’:36). (Al Irsyad ’ala shahih al i’tiqad, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal 24-25). 

C. TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN

Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih) manusia. Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya, dehumanisasi merupakan tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu memberikan perubahan terhadap masyarakat. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT yang Artinya : “Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah” (QS. Ali’Imran: 110). 

D. JAMINAN ALLAH BAGI ORANG YANG BERTAUHID MUTLAK 

Sebagaimana firman-Nya Yang Artinya : 
“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan merka berkuasa di muka bumi, sebagaimanan Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah dirikhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka merka itulah orang-orang yang fasik”.(QS. An-Nur:55). 

Dalam ayat di atas Allah SWT memberikan beberapa jaminan bagi suatu masyarakat yang mau mengimplementasikan nila-nilai ketauhidan dalam kehidupan, yaitu mendapat kekuasaan di muka bumi, mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama, serta mendapat keamanan dan dijaukan dari rasa takut. 

1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk, Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya (QS. Al-An’am: 82). 

2. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga. Rasulullah SAW bersabda : ” Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembah) yang berhak disembah selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya dan bersaksi bawha surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakannya”. 

3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka. Hal ini akan didapatkan oleh sesorang yang bertauhid dengan benar. Sabda Rasullalah SAW: “ Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang menatakan La ilaaha illa-Allah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya. Rasulallah SAW bersabda : “ Allah berfirman : ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, keumdian kamu datang kepada-Ku tanpa menyrkutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka aku akan mendtangimu dengan ampun sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi). 

E. KESIMPULAN 

Setiap muslim hendak meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan istimewa. Jika tauhid yang murni terealisasikan dalam hidup seseorang, baik pribadi maupun jama’ah, akan memetik buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk lainnya, juga akan membentuk keperibadian yang kokoh. 

Karena itu, siapa pun yang mamp u mengamalkan nilai-nilai ketauhidan dengan benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat ketauhidan dengan benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat banyak keistimewaan. Allah SWT menjanjikan bagi para ahli Tauhid aneka kebahagiaan, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak. 




NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.


-TERIMA KASIH-
  -SEMOGA BERMANFAAT-



HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - AIK 1)

   
   


“HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM" 
1. KAJIAN TENTANG HAKEKAT MANUSIA 
2. ASAL-USUL KEJADIAN MANUSIA
3 POTENSI-POTENSI MANUSIA 
4. KELEMAHAN-KELEMAHAN MANUSIA 
5. KELEBIHAN ATAS MAKHLUK LAIN 

       


A. KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA


Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Jadi hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau juga bisa dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.

B.      ASAL-USUL KEJADIAN MANUSIA

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan. "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan ke bumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70).  Tujuan pokok penciptaan manusia adalah semata-mata hanya untuk beribadah pada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an Surat az-Dzariyat :56 yang berbunyi :وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” Menurut para ulama’, ibadah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT mahdloh (مهضه)/vertikal, maupun hubungan manusia dengan sesamanya (غير مهضه )/horizontal.Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran.

C. POTENSI – POTENSI MANUSIA

Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa setidaknya manusia dianugerahi 7 potensi, antara lain :

a. Pertama, potensi insting. Dengan potensi ini manusia dapat memberi respon secara otomatis terhadap apa yang dialaminya. Sehingga seorang anak dapat menangis ketika sedih, merintih ketika sakit, menjerit ketika takut, mempertahankan diri ketika terancam atau tertawa saat merasa ada yang lucu. Potensi ini tanpa harus dilatih, insya Allah sudah langsung dimiliki oleh setiap anak yang terlahir.

b. Kedua, potensi indera. Bukan saja panca indera yang selama ini kita kenal tapi juga meliputi indera keseimbangan dan kinestetik yang membuat manusia bisa berdiri, bergerak, berjalan dan beraktivitas. Kemampuan indera ada yang dimiliki secara sempurna, tapi ada juga yang kurang sempurna. Namun bukan berarti ketidaksempurnaan itu lantas menjadi suatu kelemahan, lantaran tidak sedikit mereka yang tidak sempurna dalam satu sisi ternyata diberi keistimewaan pada sisi yang lain.

c. Ketiga, potensi akal. Dengan ini manusia bisa mengetahui mana yang baik dan benar. Mengekplorasi banyak pengetahuan yang semula tidak diketahui, sehingga dapat mengembangkan wawasan sekaligus menemukan cara dan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Tapi potensi ini tidak muncul dengan sendirinya, perlu ada proses pembelajaran serta pelatihan untuk menstimulasi perkembangan kemampuan akalnya secara bertahap.

d. Keempat, potensi hati. Potensi ini menjadikan manusia bisa merasa dan berempati. Sehingga dengannya manusia bisa menghormati, menghargai dan menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi orang lain. Selain itu, hati juga bisa menjadi filter atas segala bentuk kebohongan, karena hati tidak bisa berdusta.

e. Kelima, potensi agama. Potensi ini akan membimbing seluruh potensi yang ada sehingga sesuai dengan kehendak Allah, memberikan batas yang boleh dan dilarang, sekaligus membantu manusia bangkit dari berbagai masalah yang dihadapi dengan keyakinan bahwa di balik segala kelemahan yang dimiliki masih ada Allah Yang Maha Kuasa yang mampu menjadikannya mampu menghadapi segala macam ujian dan tantangan. Tanpa potensi ini, seluruh potensi yang dimiliki seakan bisa menjadi tidak berarti sehingga banyak orang mudah menyerah serta putus asa.

f. Keenam, Potensi Nafsu dan Berbagai Dorongan (Drives) Meliputi: (a) nafsu lawwamah (perbuatan tercela yang merendahkanorang lain) disebut egosentris, (b) nafsu ammarah (perbuatan merusak,membunuh), (c) nafsu birahi (perbuatan seksual) (d) nafsumuthmainah (ketaatan kepada Allah Yang Maha Segala-galanya.

g. Ketujuh, Karakter (watak asli) atau Tabiat Manusia Merupakan kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir, dan selalu terkait dengan tingkah laku, moral, sosial dan etika seseorang.        


D. KELEMAHAN – KELEMAHAN MANUSIA & E. SIFAT- SIFAT MANUSIA :

1. Suka membantah, Terdapat di Qur’an surah Al-kahfi : 54 .
2. Bersifat lemah, Terdapat di Qur’an surah An-Nisa : 28.
3. Zalim dan bodoh, Terdapat di Qur’an surah Al-Ahzab : 72.
4. Senang bermaksiat, Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 5.
5. Mencintai kehidupan dunia, Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 20.
6. Melampaui batas, Terdapat di Qur’an surah Al-Alaq : 6.
7. Malas berbuat baik, Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 21.
8. Senang berkeluh kesah dan gelisah, Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 19.
9. Tergesa-gesa, Terdapat di Qur’an surah Al-Anbiya: 37.
10. Kikir, Terdapat di Qur’an surah Al-Isra’ : 100.
11. Pamer, Terdapat di Qur’an surah (Altakatsur 1)
12. Mudah terpedaya, Terdapat di Qur’an Surah (Alinfithar : 6)
13. Kuatir dan bersedih, (Al-baqarah : 62)
14. Suka bermain-main dan bersenda gurau, (Al Araf: 51)
15. Kufur nikmat, (Azzukhruf : 15)
16. Berputus asa, (Al Fushilat : 49) 

F. KELEBIHAN MANUSIA

Keistimewaan inilah yang menjadikan manusia memiliki posisi yang lebih mulia dan utama dari malaikat sekalipun.Allah SWT berfirman:“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS: Alisra:70).

Di awal penciptaan, para malaikat bersujud kepada Nabi Adam kecuali Iblis. Iblis merasa bahan penciptaan dirinya lebih mulia dari manusia, manusia dari tanah sedangkan Iblis dari api. Padahal kemuliaan dan keistimewaan Nabi Adam, bukan berkaitan dengan bahan penciptaannya sehingga Iblis membanding-bandingkan dengan dirinya, tapi sekaitan dengan keistimewaan potensi yang dimiliki manusia, sebagai bahan menapaki hidup di dunia kelak. 

Keistimewaanya diantara lain, :
1. Memiliki Ilmu Pengetahuan, Terdapat di Surah (QS: Albaqoroh: 31-33).
2. Menjadi Khalifah, Terdapat di Surah (QS: Albaqarah:30).
3. Malaikat pun Bersujud Kepada Manusia, Terdapat di Surah (QS: Shad:71-72).
4. Mampu Mengungkap Rahasia Alam Semesta, Terdapat di Surah (QS. Anahl: 14).
5. Memiliki Akal Sempurna untuk Mengetahui Baik dan Buruk, Terdapat di Surah (QS: Assyam:7-10).
6. Dibekali Fitrah Tauhid, Terdapat di Surah (QS: Arrum: 30).






NB : JIKA TULISAN INI MEMBANTU MOHON ISI KOLOM KOMENTAR DIBAWAH, BERI KRITIK DAN SARAN AGAR DAPAT BERKEMBANG SELALU SESUAI KONDISI YANG ADA.
-TERIMA KASIH-
-SEMOGA BERMANFAAT-


          

Contact Us

Address :

Kecamatan Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur

Email :

teamcopyaja@gmail.com